Senin, 23 Mei 2011

Setitik Pencerahan

“ seribu lima ratus pak...” jawab bocah sambil mengadahkan tangannya di kaca mobil.
Beberapa bocah pun mengikuti temannya sambil berlari kecil, menyebrangi jalan bagai taman bermain yang biasa dilalui. Tanpa ada rasa takut dan khawatir akan resiko yang ada.
Inilah nasib anak bangsa yang masih belum bisa merasakan kenyamanan bermain. Hanya demi sesuap nasi, ia rela melakukan apa saja. Termasuk berjualan koran di seberang jalan, di perempatan trotoar, sekalipun di tengah jalan saat lampu merah.
Bayangkan nasib generasi untuk tahun ke depan. Sekarang saja masih kecil sudah mencari uang demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Lantas dimana peran orang tua ??????
Bukankah masa kecil waktunya untuk puas-puas bermain sambil menikmati limpahan kasih sayang. Dan orang tua wajib memberikan kesempatan untuk para anak usia dini untuk bisa mengenyam pendidikan. Agar disaat waktunya si anak tumbuh, ia tidak menyimpang pergaulannya.
Sekolah ada di tengah-tengah masyarakat bukan hanya untuk mencerdaskan, namun juga membentuk pribadi karakter anak. Meskipun memang, semua itu tergantung pada orang tuanya juga.
Tidak hanya untuk pendidikan, sekolah juga mengajarkan pada anak bagaimana ia bersosialisasi. Survei membuktikan, anak yang pendidikannya dari home schooling, cenderung susah bersosialisasi. Meskipun memang dari segi intelektualitas teoretik dan kecerdasan. Anak home schooling lebih menonjol. Bedakan dengan anak yang mengenyam pendidikan di sekolah. Selain sosialisasinya lebih dibanding anak home schooling juga segi intelektualitas akan pengetahuan luar juga mendukung. Seperti, lomba-lomba yang diadakan sekolah. Itu merupakan sedikit memacu anak untuk bisa menggali prestasi yang dimiliki serta anak dapat memperoleh teman baru. Dengan begitu kualitas bergaulnya meningkat, pengetahuannya juga oke... tinggal membentuk akhlak anak saja di rumah. Dan ini, yang paling berperan adalah orang tua. Sedini mungkin orang tua mengajarkan agama pada anaknya, besarnya anak itu tidak salah jalan, insya allah...
Balik lagi ke anak jalanan.. pemerintah sudah mengadakan sekolah gratis, tapi yaa masih saja ada yang tidak mau sekolah. Dengan berbagai alasan yang dibuat. Namun, jika orang tua yang masih belum sadar akan pentingnya nasib generasi yang tidak mengenyam pendidikan, rasanya sedih sekali.
Namun, semoga masih ada harapan anak yang mau sekolah demi masa depannya. Dan saaluut banget buat orang tua yang masih berusaha dengan keras agar anaknya bisa merasakan sekolah.

Pengertian Paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
Syarat sebuah paragraph
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
• Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.

• Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
- Bagian-Bagian Suatu Paragraf yang Baik
Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.






Paragraf dapat dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf narasi adalah
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
2. Paragraf Deskripsi
Deskripsi adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan, mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium oleh penulis tentang objek yang dimaksud.
Contoh paragraf deskriptif adalah
Gadis kecil itu. Ia terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak
membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya
beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut
yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengah
menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
3. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.


Contoh Paragraf eksposisi adalah
Saat ini kegiatan Ekstrakurikuler dikenal sebagai kegiatan tambahan pelajaran sesuai pelajaran yang diinginkan dan tertera di daftar kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berlangsung hingga sore hari dimana siswa dan siswi sudah tidak ada pelajaran wajib dalam kelas lagi dan kegiatan ini dimulai dari sepulang sekolah. Guna dari kegiatan ekstrakurikuler bisa dikaitkan dengan menambah nilai yang kurang dalam mata pelajaran yang diambil, pengembangan bakat siswa dan siswi, dan juga sebagai sarana permainan yang diminati seorang siswa dan siswi atau sarana bermain sambil belajar.
4. Paragraf Argumentasi
Paragraf Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang sesuatu. Pada akhir paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang membedakan argumentasi dari eksposisi.
Contoh paragraf Argumentasi adalah
Menyetop bola dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang. Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin benar-benar pemain bola jempolan

5. Paragraf Persuasi
Paragraph persuasi adalah paragraph yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Contoh paragraph persuasi adalah
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara berlebihan.


Langkah-langkah Menulis Paragraf
Paragraf merupakan komposisi kalimat yang mengekspresikan satu ide pokok. Sebuah paragraf merupakan wacana yang komplit dan bisa berdiri sendiri namun juga bisa menjadi bagian dari tulisan yang lebih panjang-lebar, misalnya sebuah bab dari suatu buku.
Ujud paragraph
Paragraf ditulis menjorok ke dalam (disebut indentation) yang menandai awal suatu paragraf. Suatu tulisan yang terdiri atas beberapa halaman akan memiliki banyak indentasi. Indentasi ini membuat pembaca mudah mengenali dari mana masing-masing paragraf atau ide berawal. Dalam satu paragraf hanya ada satu indentasi karena sebuah paragraf hanya mengandung sebuah tiitk awal ide.
 Beda antara paragraf dan komposisi
Paragraf merupakan bagian dari suatu komposisi. Karena sebuah kelompok yang terdiri atas beberapa kalimat yang saling berkaitan disebut paragraf, maka kelompok paragraf yang saling berkaitan disebut komposisi. Sekelompok komposisi yang saling berkaitan, dengan demikian, membentuk bab-bab yang akhirnya tersusun menjadi buku. Bukulah yang merupakan unit paling besar. Buku berangkat dari beberapa pemikiran sehingga lebih rumit dibanding masing-masing bab yang ada di dalamnya. Tiap bab lebih rumit dan luas dibanding tiap paragraf yang membentuknya. Paragraf biasanya lebih pendek, kalah rumit isinya, dan yang diekspresikan dalam paragraf tentunya juga lebih sedikit dibanding yang ada dalam unit yang lebih besar seperti bab-bab suatu komposisi atau buku.
Perhatikan subdivisi-subdivisi yang diperlihatkan oleh gambar lingkaran berikut ini, mulai dari lingkaran-lingkaran yang paling kecil, dan akhirnya sampai pada lingkaran yang paling besar dan paling luar. Dari bagan tersebut tampak bagaimana yang berada di lingkaran lebih kecil sebenarnya juga menjadi bagian dari lingkaran yang lebih besar. Jadi, paragraf maupun buku dan komposisi sesungguhnya bisa dijadikan sub-divisi. Meskpun paragraf bisa berdiri sendiri namun paragraf kadang juga menjadi bagian dari suatu komposisi.
 Panjang Paragraf
Kalau ide yang mendasari seseorang membuat paragraf sangat sederhana, maka paragraf cenderung agak pendek. Sebaliknya, kalau ide kita rumit, maka paragraf yang kita buat terpaksa agak panjang. Ada baiknya mencermati prinsip-prinsip berikut ini: paragraf jangan sampai terlalu pendek sehingga ide yang hendak diungkapkan tidak dikembangkan atau tidak dijelaskan dengan baik. Tetapi paragraf juga sebaiknya tidak terlampau panjang hingga merambah ke topik-topik lain. Jika sampai seperti itu, sebaiknya dijadikan paragraf yang terpisah saja. Artinya, kita membuat sebuah paragraf baru.

Panjang paragraf berbeda-beda, tergantung pada ruang yang tersedia, tujuan penulisan, dan ide yang kita punya. Untuk surat kabar, misalnya, karena ruang yang tersedia mungkin sangat terbatas, paragraf-paragraf mesti dibuat pendek. Tujuan menulis juga mempengaruhi panjang paragraf kita. Novel-novel, buku-buku kuliah atau pelajaran, koran, majalah, dan lain-lain memiliki tujuan yang berbeda-beda. Panjang paragraf dalam tulisan-tulisan seperti itu juga bervariasi.

 Isi Paragraf
Semua paragraf punya satu tujuan: mengkomunikasikan sebuah ide dengan jelas dan efektif. Meskipun demikian, tidak semua paragraf disusun dengan cara yang sama. Cara mengkomunikasikan ide tergantung pada apa yang hendak diekspresikan. Meskipun tiap paragraf pada dasarnya berbeda, tapi ada kesamaannya. Faktor-faktor yang musti dipertimbangkan ketika menyusun paragraf antara lain:
 a. Paragraf harus berisi satu ide pokok.
Paragraf yang berisi lebih dari satu ide pokok akan cenderung berlebihan dan memusingkan. Maka, sebaiknya kita batasi saja. Membatasi paragraf ibarat membidik obyek dengan sebuah kamera kecil. Kita tidak perlu memasukkan semua paragraf yang ada ke dalam lensa bidik. Bahkan, keluarga kita sendiri tidak bisa kita ceritakan dalam satu paragraf. Terlalu banyak. Lebih baik kalau kita tetapkan salah satu saja yang akan kita ceritakan. Itupun tidak akan bisa kita ceritakan secara komplit. Paragraf sepanjang delapan hingga sembilan kalimat tidak akan cukup untuk menceritakan satu anggota keluarga kita. Ketika menulis satu paragraf, bayangkan membuat foto kecil tentang satu obyek kecil pula.
Seperti sebuah potret kecil, paragraf harus dibatasi pada satu subyek saja, meskipun subyek itu mungkin jauh lebih luas daripada sekedar satu aspek yang diperbincangkan di dalam paragraf tersebut. Sebagai gambaran, misalnya anda diminta menulis sesuatu tentang rumah anda dalam satu paragraf, anda tidak bisa menceritakan semua hal tentang rumah anda itu. Pokok pembicaraannya terlalu luas. Bahkan, satu paragraf tidak cukup untuk menceritakan ruang tamu yang ada di rumah yang anda ceritakan itu. Berarti, anda perlu menyeleksi suatu bagian dari ruangan itu, misalnya kursi kesayangan ayah atau tanaman indoor yang sangat eksotik favorit mama, atau mungkin piano kuno kenang-kenangan dari kakek buyut anda, atau bagaimana lubang-lubang di dinding bambu membuat ruang tamu penuh cahaya di pagi dan siang hari.

Contoh
Membatasi paragraf bukan hal yang wajib dilakukan, namun jika anda bisa memilih mana yang menarik atau penting, kemampuan miilih dan memilah ini akan sangat membantu menampilkan tulisan atau paragraf yang lebih spesifik. Semakin dalam pembahasan kita tentang sesuatu, semakin penting mempersempit atau membatasai cakupan bahasan.

Sekali lagi, prinsipnya seperti membidik obyek menggunakan sebuah kamera. Pertimbangan lainnya, kita harus bisa menyiasati bagaimana jika harus membidik obyek yang berdiri. Lalu, tiba-tiba kita berpikir bahwa yang paling menarik dari obyek itu adalah wajahnya. Ekspresi wajahnya kita anggap bagus dan unik, lalu akan kita abadikan dan tampilkan dengan lebih mendetil. Selanjutnya kita akan mendapati bahwa ternyata akan lebih menarik kalau bagian wajah itu kita close-up saja. Tapi, belum sampai benar-benar mengambil fotonya, kita melihat betapa yang paling menarik dari ekspresi wajah tersebut adalah ekspresi matanya yang tajam namun berbinar cemerlang. Akhirnya, kita memutuskan hanya akan meng-close-up matanya saja. Demikian halnya dengan menulis paragraf. Semakin kita bisa menampilkan ide yang lebih sempit dan spesifik, semakin sempit bahasan yang akan kita tulis. Jika cakupan bahasan sempit, maka perbincangan yang kita suguhkan kepada pembaca akan lebih dalam dan spesifik pula. Isi paragraf kita akan padat dan mendetil serta lebih khusus.
Dalam praktek, kita cenderung menulis paragraf dengan bahasan yang tidak sesempit itu. Kadang sulit untuk tidak menceritakan segala yang melintas di benak kita. Terlebih, jika kita hanya diminta menulis satu paragraf saja. Kalau kita bebas menulis, ide-ide yang bertumpuk bisa kita kembangan ke dalam beberapa atau bahkan banyak paragraf. Paragraf harus terfokus dan, yang pasti, dalam paragraf harus hanya ada satu ide pokok.

 b. Paragraf merupakan satu kesatuan.
Sebuah paragraf harus merupakan suatu kesatuan ide atau unity of idea. Hal ini berarti bahwa suatu paragraf merupakan unit tunggal yang jelas berisi satu ide atau tujuan utama. Meskipun paragraf merupakan bagian atau sub-bab dari tulisan yang lebih panjang-lebar atau bahkan sebuah buku tebal, paragraf harus merupakan kesatuan yang komplit, utuh, dan bisa berdiri sendiri. Dengan kata lain, paragraf yang kita tulis bisa menjadi bagian dari tulisan lain yang lebih besar namun seandainya tidakpun tulisan tersebut tetap merupakan satu wacana utuh yang jelas dan bisa dipahami pembaca.
Mengingat paragraf harus utuh dan lengkap, maka paragraf tidak boleh berujud penggalan atau fragmen. Jangan menulis paragraf yang membuat orang bertanya mana kelanjutannya atau merasa bingung karena tidak ada terusannya. Kalau paragraf berisi banyak ide dan ide-ide itu berlompatan, berarti paragraf kita tidak utuh dan tidak menyatu. Paragraf seperti ini akan membingungkan pembaca dan membuat mereka berpikir tentang berbagai hal sehingga tidak terfokus.

 c. Paragraf musti runtut dan nyambung.
Istilah runtut dan nyambung berkaitan erat. Runtut berarti bagian-bagian dalam kalimat harus diatur dan ditata dengan logis. Nyambung berarti hubungan antara bagian-bagian yang ada di dalam paragraf mulus, smooth. Ibaratnya, paragraf yang runtut seperti sebuah motor yang dirangkai dengan baik, bagian-bagiannya berada di tempat yang sesuai. Jika motor dirakit seperti itu, maka motor tersebut akan bisa berjalan dengan mulus. Oli dan bensin yang tepat akan membuat motor itu bisa berlari dengan lancar dan mesinnya tidak akan terbakar.

Agar bisa runtut, suatu paragraf musti memiliki sekuens atau urutan. Cara mengurutkan agar tulisan kita bisa bagus sangat dipengaruhi oleh topik yang akan kita bahas. Namun, biasanya orang mengurutkan dari kepala ke ujung kaki, atau dari atas ke bawah. Jarang yang menulis dengan urutan sebaliknya. Sebagaimana dalam masalah fotografi, biasanya orang mengurutkan dari kiri ke kanan. Para designer busana memulai karyanya dengan merancang atau menggambarnya lebih dulu, lalu mengakhirinya dengan menyeterika atau memamerkan karya yang sudah jadi. Resep masakan biasanya dimulai dengan bahan-bahan dan diakhiri dengan cara menyajikan. Urutan seperti ini akan membuat sesuatu lebih tertata dan mudah dilakukan. Hasilnya juga akan lebih prima. Demikian pula cara menulis paragraf. Urutan yang logis dan runtut serta berkesinambungan atau nyambung akan menjadikan paragraf kita lebih mudah dipahami dan padat -berisi.

 d. Paragraf musti dikembangkan dengan baik.
Yang dimaksud adalah bahwa paragraf harus tuntas. Paragraf tidak boleh berhenti di tengah-tengah atau diputus begitu saja. Dengan kata lain, paragraf harus komplit dan diselesaikan dengan tuntas. Jangan sampai ada satu bagian kecil terlewati. Kebanyakan paragraf terdiri atas tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Bagian-bagian ini sering disebut : pendahuluan (introduction), bahasan/diskusi (discussion) dan kesimpulan (conclusion). Pada bagian pendahuluan, yang biasanya berisi kalimat topik, kita harus bisa membuat pembaca mengenali apa yang akan dibahas dalam paragraf tersebut. Bagian bahasan atau diskusi berisi pembahasan topik yang kita ketengahkan. Bagian kesimpulan merupakan penutup paragraf.
Di bagian kesimpulan inilah kita mengakhiri tulisan dengan kesimpulan atas apa yang telah kita bahas dalam bagian diskusi. Bagian penutup ini melengkapi apa yang kita nyatakan di dalam kalimat topik atau pendahuluan. Bagian kesimpulan harus singkat dan padat karena merupakan pernyataan kembali atau penegasan dari seluruh bahasan dalam paragraf kita.
Agar paragraf kita bisa dikembangkqan dengan baik, proporsi bagian-bagian paragraf harus juga baik. Yang proporsional, bagian pendahuluan dan kesimpulan lebih pendek daripada bagian pembahasan atau diskusi. Bagian pembahasan harus dibuat lebih panjang-lebar karena bagian itulah yang berisi pembahasan ide yang sesungguhnya.
Meskipun demikian, seringkali kita cenderung mengisi bagian pendahuluan dengan tulisan panjang-lebar. Kita tergoda untuk mengatakan banyak hal di bagian pertama ini. Kalau kita simak, banyak tulisan yang mementingkan bagian pendahuluan ini karena penulis terburu-buru mengemukakan semuanya. Sedangkan, ibaratnya dalam musik, intro selalu cukup pendek saja. Demikian pula bagian kesimpulan, yang merupakan penegasan kembali apa yang telah kita perbincangkan. Jika bagian kesimpulan malah bertele-tele, pembaca akan bingung dan kehilangan fokus. Kita akan terlihat terlalu mendominasi dan kurang rela mengakhiri paragraf. Jika memang ada yang masih perlu kita katakan, sebaiknya kita lanjutkan saja dengan paragraf berikutnya alias ganti atau menambah paragraf.
Mengembangkan paragraf memang tidak mudah. Mengembangkan tidak berarti memanjang-manjangkan. Ada anggapan kalau paragraf kita panjang, berarti bagus karena semua bisa tersampaikan dengan lebih mendetil. Semakin banyak kalimat yang kita tulis tidak selalu berbarti bahwa tulisan kita semakin runtut, berisi, dan menarik. Yang penting bukan write more tetapi say more. Paragraf harus bergerak ke dalam, bukan keluar. Artinya, semakin dalam membahas topik, bukan semakin keluar dari pokok bahasan dan berbincang kesana-kemari. Kalau paragraf kita terlalu wordy dan bertele-tele kesana-sini, tulisan kita akan cenderung melenceng dari fokus dan akhirnya benar-benar keluar jalur. Kita mesti tetap mengacu pada topik atau pokok bahasan dan hanya topik itulah yang mustinya kita utak-utik, bukan malah membahas yang tidak relevan dengan topik.
Karenanya, sebagaimana telah dibahas sebelumnya, paragraf kita harus jelas, spesifik, dan komplit. Paragraf tidak akan padat-berisi kalau bahasan kita sangat umum. Karenanya, kita mesti menghindari hal-hal yang sangat umum. Tulislah satu ide dan kembangkan dengan mendetil dan spesifik serta pasti. Meskipun mungkin kita mengawali paragraf dengan kalimat topik yang agak umum, dalam pembahasan harus diarahkan sehingga lebih mendetil dan menyempit serta khusus. Pernyataan yang umum jangan sampai dikembangkan dengan kalimat-kalimat yang berisi pembahasan yang umum pula. Paragraf kita akan terlalu umum dan bahasannya pun akan sangat umum dan luas sehingga kita seolah membicarakan segala hal dengan mengemukakan segalanya. Padahal, paragraf kita harus berisi hal khusus dan disajikan dengan khusus pula. Ide pokok yang sempit harus kita kembangkan dengan menampilkan detil-detil khusus sehingga apa yang kita sampaikan menjadi semakin jelas dan bermakna, tidak kabur dan membingungkan.

Mengingat detil-detil sangat penting untuk mendukung bahasan kita, kita harus pandai-pandai memilih detil yang bisa membuat paragraf kita lebih mudah dipahami dan terfokus. Dengan kata lain, kita tidak bisa menampilkan terlalu banyak detil. Terlalu banyak detil akan memperlebar cakupan bahasan kita dan tidak efektif mendukung pembahasan. Detil yang pas dan akuratlah yang kita perlukan untuk mendukung paragraf kita.

RANGKUMAN

Paragraf yang akan kita tulis bakal jelas dan enak dibaca kalau kita mengikuti petunjuk rangkuman berikut ini. Pertama, ingatlah bahwa dalam menulis paragraf kita harus membuat inden atau memulai dengan menjorokkan ke dalam- dan bahwa inden paragraf hanya satu. Kedua, mesti selalu diingat bahwa paragraf tidak boleh terlalu pendek atau terlalu panjang. Idealnya, sebuah paragraf terdiri atas delapan hingga dua belas kalimat. Ketiga, dan yang paling penting, paragraf kita mesti ditata dan dikembangkan dengan cermat. Paragraf hanya terdiri atas satu ide utama atau pikiran pokok. Paragraf harus merupakan satu kesatuan, runtut, dan nyambung. Paragraf mesti dikembangkan dengan baik. Kalau kita mengikuti pedoman ini, niscaya paragraf kita akan jadi bagus.

Membiasakan Benar bukan Membenarkan Kebiasaan!!!

Kemarin siang tepatnya pukul 14.12, para mahasiswa keperawatan melakukan praktik pemeriksaan Fisik. Temanya adalah mengukur tekanan darah pasien. Semua mahasiswa diharap memiliki pasangan. Kami pun sibuk mencari pasangan dan beberapa kakak tingkat membantu kami disamping membimbing kami, mereka ternyata juga ingin memperoleh nilai pada mata kuliah dosen yang menjadi kordinator pelaksana praktik kemarin.
Jadilah saya dan teman saya mencoba saling mengukur tekanan darah. Sambil sedikit memperhatikan dosen yang mengarahkan praktik tersebut. hingga praktik itu sampai pada materi palpasi. Kami masih saja mencoba mengulang-ulang sampai benar-benar menentukan sistole dan diastolnya.
Pada pemeriksaan nadi menggunakan cara palpasi, ternyata yang ditentukan hanya sistolenya saja. Caranya dengan meraba nadi radialis dengan 3 jari tangan dan memakai tensi tapi tidak menggunakan stetoskop. Lalu tentukan nadi pertama yaitu nadi yang terasa denyutannya muncul pertama kali, maka kita bisa menentukan sistolenya.
Disela-sela praktik itu ada mahasiswa yang bertanya... “pak, kalau pemeriksaan dengan cara palpasi ini hanya mampu menentukan sisitolenya saja, lalu mengapa perawat bisa menentukan diastolenya dengan cara ini???” dan sang dosen menanggapi dengan senyuman. Seraya berkata “makanya saya ajarkan praktik ini, kalau ada yang seperti itu berarti itu perawat ga bener! Jangan ditiru! Itu hanya persepsinya saja... apalagi jika tensi sistolenya 120, lalu dia bilang diastolenya 80. Padahal menggunakan palpasi, nah.. sudah ketahuan dia bohongnya. Karena memang 120 ini sering berdampingan dengan diastole yang 80.. hanya persepsinya saja. Karena angka itu memang sering muncul..”
Subhanallah,,, ternyata teori persepsi masih digunakan pada sesuatu hal yang pasti. Mengapa saya bilang pasti?? Karena ilmu keperawatan itu tidak bisa memutuskan sebuah masalah dengan mengira-ngira saja karena ini menyangkut nyawa orang lain.
Tapi pada kenyataannya??? Masih saja ada yang memberlakukan teori persepsi jika dalam suatu keadaan yang benar-benar kepepet. Semisal saat dalam keadaan Gawat darurat, seorang perawat boleh memberlakukan teori persepsi. Namun tidak digunakan jika keadaan masih bisa ditangani dengan sesuatu yang real, tepat dan konkrit!
Perawat juga belajar ilmu psikologi, namun bukannya menetapkan ilmu psikologinya saat dalam keadaan yang masih bisa diputuskan oleh tindakan medis. Karena ilmu psikologi ini mudah untuk dipelajari, selain itu juga ilmu psikologi setiap individu bisa mempelajarinya, karena itu yang dialami oleh individu dalam kesehariannya.
Di dalam psikologi ada lagi berbagai ilmu seperti ilmu persepsi yang selalu muncul tidak hanya pada individu yang berprofesi selain perawat saja. Tetapi perawatpun kemungkinan besar sering menggunakan ilmu persepsinya jika dalam keadaan dirinya sedang tidak dapat dikendalikan lagi. Intinya, ilmu psikologi ini mempelajari kelimuan sifat yang dimiliki manusia. Nah.. keilmuan yang membentuk kepribadian dan sikap atas perilaku inilah yang disebut ilmu psikologi. Dan salah satunya yang paling sering terlihat pada setiap manusia adalah ilmu persepsi.
Apalagi bagi seorang perawat. Yang biasanya menangani setidaknya 10 manusia yang sakit. Pastinya, ada rasa capek, penat bahkan sebel. Disinilah kemampuan persepsi seorang perawat bisa terlihat. Seperti yang saya contohkan diatas,simpel saja pada sebuah hal yang dianggap sepele namun bisa berimbas pada hal yang besar. Seorang Perawat bisa menentukan tekanan darah menggunakan teknik palpasi dan yang bisa diukur hanya sistolenya saja. Semisal tekanan sistole 120. Nah... karena seringnya tekanan darah sisitole 120 bersama 80 diastolenya, maka ditetapkanlah tekanan darah pasien “120/80”. Astaghfirullah.....
Inilah salah satu kelemahan dari profesi keperawatan. Jadi tidak salah jika seorang pasien menuntut sebuah kebijakan bila salah jika didiagnosa atau kurang dalam pemberi pelayanan kesehatan. Karena perawat menggunakan kemampuannya dalam hal memutuskan sebuah healthy problem yang dimiliki klien.
Sesungguhnya... Ilmu persepsi ini tidak bisa diambil sebagai bukti yang konkrit karena pada hakikatnya persepsi ini merupakan kemampuan kognitif yang dipengaruhi oleh indra, harapan, pengalaman dan motivasi seseorang termasuk kesadaran dan keadaan seseorang. Ada empat cara kerja persepsi, yaitu:
1. Deteksi yaitu pengenalan
2. Transaksi, ialah pengubahan dari energi ke bentuk energi yang lain
3. Transmisi yaitu penerusan, artinya persepsi itu diteruskan hingga step ke
4. Yaitu pengolahan informasi. Maka jadilah stimulus yang sering disebut dengan persepsi.

Siklusnya ...
dari Stimulus di deteksi oleh sensori di Transaksi dan di transmisikan oleh sistem saraf pusat dan hasilnya Efektor berupa pengalaman atau interpretasi.

Adapun faktor –faktor yang berpengaruh pada persepsi yaitu:
1. Perhatian yang selektif
2. Ciri-ciri rangsangan
Ex: rangsang yang bergerak lebih menarik perhatian
rangsang yang besar lebih terlihat daripada yang kecil
rangsang yang mencolok atau lebih sering muncul, lebih menarik perhatian atau lebih menarik perhatian
3. Nilai kebutuhan individu
4. Pengalaman masa lampau
5. Kebudayaan

Nah... beginilah proses dan faktornya seorang perawat bisa menentukan sebuah healthy problem pasiennya. Jadi sekarang kita bisa tahu mana perawat yang benar-benar jujur pada pasiennya dan mana perawat yang membohongi pasiennya.
Sebelum terjun ke lapangan hendaklah dari sekarang seorang perawat membiasakan untuk mengkaji pasien dengan tidak dikuasai ilmu persepsi. Artinya perawat membiasakan bertindak jujur dan benar dalam mengambil sebuah tindakan. Bukannya membenarkan kebiasaan yang sering dilakukan perawat senior.
Karena kenyataan di Teori akan jelas tampak berbeda dari konsistensi Aplikasinya. Memang boleh memiliki persepsi namun tidak diaplikasikan jika untuk tindakan, sebab hasilnya tidak akurat dan bisa berimbas pada kesehatan klien atau pasien dalam penanganan medis. Kalau menetapkan sebuah healthy problem dengan ilmu persepsi, tanpa belajar pun bisa!!!

Peran Dan Fungsi Perawat

Menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari :
1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Sebagai advokat klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien & kelg dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan. Perawat juga berperan dalam mempertahankan & melindungi hak-hak pasien meliputi :
- Hak atas pelayanan sebaik-baiknya
- Hak atas informasi tentang penyakitnya
- Hak atas privacy
- Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
- Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Sebagai educator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Sebagai koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
6. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
7. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis & terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan
B. Fungsi Perawat
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Keperawatan merupakan ilmu terapan yang menggunakan keterampilan intelektual, keterampilan teknikal dan keterampilan interpersonal serta menggunakan proses keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai tingkat kesehatan optimal.
Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien.

Masa Sejarah Perkembangan Islam dalam Keperawatan

Masa sejarah perkembangan islam dalam keperawatan, tidak dapat dipisahkan dalam konteks perkembangan keperawatan di Arab Saudi khususnya, dan negara-negara di timur tengah umumnya. Berikut ini akan lebih dijelaskan tentang sejarah perkembangan keperawatan di masa Islam dan di Arab Saudi khususnya.

1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa'ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994) 2)

2. Masa Setelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M).
Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang "The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever" dan "A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility." Di masa ini ada perawat diberi nama "Al Asiyah" dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)
Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004) 2).

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development
Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud. (Amreding, 2003) 2).

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.

Meskipun keperawatan masih baru sebagai profesi di Timur tengah, sebenarnya telah dibangun di masa Nabi Muhammad SAW. Dimana mempengaruhi philosofi praktek, dan profesi keperawatan. Dan sejak tahun 1950 dengan dikenalkannya organized health care dan pembangunan RS di Arab Saudi, keperawatan menjadi lebih maju dan bukan hanya sekedar pekerjaan (job training) 7)

Minggu, 22 Mei 2011

Etika Keperawatan LANSIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Proses menjadi tua menggambarkan betapa proses tersebut dapat diinteferensi sehingga dapat mencapai hasil yang sangat optimal. Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439).
B. Tujuan
a. Mendefinisikan pengertian lansia.
b. Menjelaskan bagaimana ciri-ciri lansia
c. Menjelaskan bagaimana perkembangan lansia
d. Mendefinisikan hak-hak individu lansia
e. Menyebutkan macam problem lansia.
C. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian lansia?
b. Bagaimana Ciri-ciri lansia?
c. Bagaimana Perkembangan Lansia?
d. Apa Hak-hak individu Lansia?
e. Apa saja macam problem lansia?




BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Itu Lansia (Lanjut Usia)
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi kehidupannyasehari-hari.
Saparinah (1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65 tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap penisium, pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan tubuh atau kesehatan dan berbagai tekanan psikologis. Dengan demikian akan timbul perubahan-perubahan dalam hidupnya.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa lanjut usia merupakan periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.
Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial sangat tersebar luas dewasa ini. Pandangan ini tidak memperhitungkan bahwa kelompok lanjut usia bukanlah kelompok orang yang homogen . Usia tua dialami dengan cara yang berbeda-beda.

B. Ciri-ciri Lansia
Menurut Hurlock (Hurlock, 1980, h.380) terdapat beberapa ciri-ciri orang lanjut usia,yaitu:
Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan faktor psikologis. Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia. Motivasi memiliki peran yang penting dalam kemunduran pada lansia. Kemunduran pada lansia semakin cepat apabila memiliki motivasi yang rendah, sebaliknya jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran itu akan lama terjadi.
Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang lanjut usia dan diperkuat oleh pendapat-pendapat klise yang jelek terhadap lansia. Pendapat-pendapat klise itu seperti : lansia lebih senang mempertahankan pendapatnya daripada mendengarkan pendapat orang lain.Menua membutuhkan perubahan peran. Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
Penyesuaian yang buruk pada lansia.
Perlakuan yang buruk terhadap orang lanjut usia membuat lansia cenderung mengembangkan konsep diri yang buruk. Lansia lebih memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Karena perlakuan yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk.

C. Perkembangan Lansia
Usia lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia. Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Untuk menjelaskan penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.

D. Hak-Hak Individu Lansia
Termasuk kelompok lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65 tahun. Seseorang yang ayng berusia lebih dari 65 tahun, pada umumnya tidak dapat melanjutkan kegiatan dan minatnnya sebagai mana mestinya karena terjadinya perubahan-perubahan fsiologis. Hal ini dapat mengakibatkan lansia menyadari kehilanganya kemampuannya, merasa makin tergantung pada orang lain, sulit menerima kenyataan; namun, adajuga lansia yang sudah jauh-jauh hari sebelumnya mempersiapkan dirinya secara mental dengan menekuni hobi sehingga masalah yang mungkin terjadi sudah dapat di antisipasi
Kemunduran yang terjadi pada lansia dapat terlihat pada :
1. Fungsi panca indra yang menurun
2. Keterampilan motorik berkurang
3. Keterampilan koordinasi motorik (refleks) berkurang
4. Kemampuan intelektual yang sebenarnya mungkin dapat dipertahankan lebih lama.
Karena proses kemunduran tersebut, sebagian besar lansia mengalami perubahan-perubahan kepribadian, seperti:
1. Kurang sabar dalam menghadapi sesuatu;
2. Cepat marah atau tersinggung
3. Keras kepala dalam mempertahankan kemauannya;
4. Tidak mau mengikuti apa yang harus dilkukannya, walaupun demi kepentingan dirinya sendiri;
5. Tetap merasa tidak tergatung secara mental kepada orang lain;
6. Mudah teringgung dan sedih apabila dianggap menjadi beban orang lain, misalnya pada muda dulu, ia merupakan orang penting dan mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang besar.
7. Merasa kesepian dan terkadang menderita gangguan mental.
Hal ini terlihat ketika ia tidak mau berbicara dan tidak kooperatif.
Berdasarkan hal-hal di atas, perawat perlu mengetahui hak-hak mereka, yaitu sebagai berikut:
1. Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai harga diri dan martabat.
2. Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa tekanan.
3. Hak mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang.
4. Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal.
5. Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau panti, bila ia menginginkannya
6. Hak memperoleh pendidikan yang dibutuhkan untuk menghabiskan sisahidupnya misalnya pendidikan agama dan sebagainya
7. Hak berkreasi dan mengatur hobinya, bila diingininkan.
8. Hak untuk dihargai dan menghargai dirinya dan orang lain.
9. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga, dan masyarakat.
E. Berbagai Macam Problem Lansia
1. Pikun
Kepikunan merupakan gangguan pada sel otak karena usia lanjut. Datangnya penyakit ini memang sulit dihindari. Bila sudah diderita, tidak bisa disembuhkan kembali. Tetapi kepikunan yang disebabkan gangguan pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, jantung dan penyakit gula, bisa dihindari asalkan penyakit-penyakit ini dicegah sejak dini. Karena itu, pencegahan kepikunan sebaiknya dimulai dari meghindari penyakit gangguan pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi dan kencing manis.
Gangguan pembuluh darah bisa menyebabkan pemasokan darah ke otak berkurang. Hal ini bisa mempengaruhi mekanisme kerja sel otak. Padahal sel-sel saraf di otak sangat sensitive terhadap segala bentuk perubahan.
Penyumbatan pembuluh darah, kekurangan oksigen dan kekurangan zat gula bisa mempengaruhi bahkan mematikan sel otak.
TBC, epilepsy, gangguan saat persalinan juga bisa menyebabkan gangguan pada sel otak bayi. Gangguan ini bisa terus berlanjut dan pada saatnya menimbulkaan kepikunan jika yang bersangkutan sudah lanjut usia.Kebiasaan hidup seperti minum miras, pecandu morfin, juga dapat menimbulkan kepikunan.Karena itu, jika ingin menghindari kepikunan, maka mulailah dengan cara hidup yang sehat.
2. Proses menua terhadap pembuluh darah
Proses menua terjadi pada seluruh sel bahkan organ tubuh dan pembuluh darah. Pembuluh darah bertugas untuk mengantarkan darah dari jantung ke sleuruh tubuh, karena darah mengandung zat makanan, oksigen dan zat penting lainnya yang mengalir ke bagian tubuh yang memerlukannya. Pembuluh darah yang sangat halus merupakan tempat terjadinya pengaliran zat makanan ke jaringan tubuh serta berperan seperti pengatur tekanan darah.
Jika pembuluh darah dekat dengan jantung, maka peregangannya akan membesar akibat dari lapisan elastis yang ada pada pembuluh darah. Dengan bertambahnya usia, jaringan elastis ini akan makin berkurang.
Pembuluh darah akan mengalami perubahan jika terbentuk endapan lemak yang mengakibatkan permukaan pembuluh darah tidak mulus lagi dan akan menghambat aliran darah. Jika endapan lemak besar, maka akan terjadi peyempitan, akibatnya penyaluran makanan pada jaringan akan berkurang dan tekanan darah akan naik.
Proses menua akan berjalan lambat dengan disertai adanya gejala ketuaan, berupa rambut rontok, gigi tanggal, kulit keriput, dan daya adaptasi serta kelenturan akan semakin berkurang.
Perubahan yang terjadi pada pembuluh darah akan menyebabkan gangguan organ maupun naiknya tekanan darah. Perubahan tersebut akan dipercepat jika ada perubahan genetic (turunan)/pengaruh dari makanan, obat-obatan atau penyakit infeksi.
Proses menua ditandai dengan adanya kemunduran kemampuan motorik seperti melambatnya gerakan dan berkurangnya kekuatan tubuh yang mengakibatkan lambatnya gerakan fisik, berkurangnya kekuatan otot, berkurangnya kecepatan refleks, dan berkurangnya keseimbangan gerakan anggota bawah tubuh yang dapat menyebabkan seseorang mudah terjatuh.
3. Kemunduran fungsi saraf
Proses menua dialami sejak usia 30 dan di atas 60 tahun yang mulai menunjukkan masalah seperti gangguan fisik. Gejala tersebut dipengaruhi oleh factor-faktor tertentu, antara lain:
1. Faktor gizi
Masalah gizi bisa timbul karena gangguan pencernaan ketika masa pertumbuhan maupun masa tua. Gangguan tersebut sering terjadi sehubungan dengan masalah gizi yakni ketatnya seseorang dalam berdiet.
2. Faktor lingkungan
Akibat pengaruh dari keluarga, pekerjaan dan pergaulan dapat menekan pikiran seseorang dan berakibat terjadinya stress. Jika berlangsung dalam jangka lama, maka akan berakibat pada proses menua seseorang.
3. Faktor gen
Rambut beruban, gigi rontok, kelemahan tubuh dapat dialami seseorang pada usia muda akibat pengaruh dalam tubuh seseorang. Namun umumnya, gejala tresebut akan nampak pada usia 65 tahun.
Jika seseorang mengalami proses menua, maka kemampuan reaksinya terhadap rangsangan sensorik akan lambat, system refleks akan memanjang sehingga terjadi getaran-getaran pada tangan, kesulitan dalam melakukan gerakan sehingga mudah terjatuh, kesulitan dalam pengucapan kata-kata juga tidak jelas lagi, serta daya ingatnya terhadap kata-kata akan berkurang. Hal tersebut diakibatkan karena berkurangnya cairan otak dan jaringan otak.
Proses menua juga akan mempengaruhi susunan saraf otonom. Orang akan semakin sering buang air kecil terutama pada malam hari, kemampuan intelektual juga menurun serta akan kesulitan mempelajari sesuatu yang baru, namun pemahaman akan kosakata masih baik.
Jika daya ingat seseorang menurun, terutama mengenai hal-hal yang baru saja terjadi, maka selanjutnya mereka akan kesulitan untuk membedakan siang dan malam. Proses selanjutnya, mereka akan kesulitan mengetahui keberadaannya, bahkan pada akhirnya mereka tidak mengenal orang yang diajaknya bicara.
4. Penyakit yang timbul
Jika seseorang semakin tua, maka akan terjadi kemungkinan dengan bertambahnya penyakit seperti tekanan darah tinggi, rematik, kelumpuhan,diabetes mellitus, kanker, osteoporosis, katarak dan hipertrofi prostate.
Secara umum, ada beberapa penyakit yang timbul pada lansia, misalnya saja otot jantung menebal serta katub-katubnya akan menebal. Jika sebelumnya pernah mengalami kelainan jantung, maka keadaannya akan lebih parah. Pembuluh darah akan mengalami penyempitan, sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi. System endoktrin yang mengalami kelemahan juga akan menyebabkan penyakit gula dan penurunan organ seks pada pria. Gerakan dalam usus akan melambat dan cairan lambung untuk memproses makanan akan berkurang sehingga penyerapan akan menurun. Metabolisme pada makanan juga akan terganggu, sehingga tubuh lemah dan ,mudah terserang penyakit. Daya ingat seseorang juga akan mengalami penurunan, pendengaran, pengelihatan, alat kecap serta penciuman juga akan mengalami perubahan.
Banyak problem yang dapat timbul jika seseorang beranjak pada usia lansia. Sebaiknya kita berusaha menjaga tubuh agar kita tetap dalam kondisi yang sehat, yakni dengan berusaha menjaga pola makan yang baik dan bergizi. Ada beberapa tips untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat, antara lain :
1) Jika memilih makanan, pilihlah makanan yang tidak terlalu keras dan tidak terlalu merangsang, baik rasa asamnya, manisnya ataupun pedasnya. Hal ini terutama bagi yang memiliki penyakit tertentu.
2) Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang yang mengandung gizi yang cukup seperti :
a) Vitamin A yang berguna untuk memelihara pengelihaatan yang terdapat dalam hati, ikan, telur mentega dan wortel.
b) Vitamin C untuk memelihara kesehatan mulut terdapat pada sayuran dan buah-buahan.
c) Fe yang bermanfaat membentuk hemoglobin darah, Ca dan P untuk pembentukan dan pemeliharaan kesehatan tulang dan gigi terdapat antara lain pada sayuran hijau (daun pepaya, daun singkong, kankung), susu sapi maupun susu yang tidak berlemak.
d) Vitamin B12 berguna untuk membantu pembentukan butir-butir darah merah terdapat dalam hati, ikan, susu dan telur.
e) Dianjurkan agar makan lebih sering dengan porsi yang lebih sedikit, perbanyaklah minum dan kurangi konsumsi yang mengandung garam. Agar kerja ginjal lebih ringan, maka perbanyaklah minum agar dapat memperlancar pengeluaran sisa-sisa makanan. Sedang garam yang terlalu banyak dikonsumsi, dikhawatirkan bisa menyebabkan hipertensi/tekanan darah tinggi.
f) Menu makanan sebaiknya diperbanyak proteinnya, tetapi dikurangi karbohidrat dan lemaknya. Protein disini berguna untuk membangun sel-sel tubuh yang rusak. Protein ini terdapat pada susu, telur, keju, daging dan ikan.
Selain cara di atas, maka ada cara alami yang dapat dilakukan yaitu dengan cara pemijatan. Hal ini diyakini dapat mengatasi keluhan yang terjadi pada lansia serta dapat menjaga agar tubuh tetap sehat. Titik-titik yang dipijat antara lain :

1. Titik-titik yang lazim digunakan untuk memperkuat daya tubuh lansia adalah :
a. Untuk Wanita : Limpa 6 (terletak 4 jari dari mata kaki bagian dalam)
b. Untuk Pria : Ren 4 (terletak 4 jari dibawah pusar)
(Semua titik dipijat dan di moxa)
2. Terhadap lansia yang mengeluh karena merasa tubuhnya kurang sehat, tidak semangat, kulit kering dan berkerut, daya seks menurun, rambut rontok. Pijat titik-titik sbb :
a. Jantung 3 : pada lengan bagian dalam diujung lipatan siku
b. Hati 3 : 1 ibu jari tangan diantara ibu jari kaki dan jari telunjuk kaki
c. Kandung Kemih 57 : ditengah-tengah betis bagian belakang
d. Kndg Empdu 34 : dalam sebuah lekukan dibawah pertemuan pangkal tulang kering dan tulang betis
e. Paru 5 : pada lipat siku sebelah luar, antara batas hitam putih
f. Usus Besar 4 : letaknya bila jari tangan dirapatkan ada gundukan bukit dekat ibu jari
(Semua titik dipijat dan di moxa)
3. Jika seluruh tubuh lemah, tak ada kekuatan, kaki dingin letih dan tak ada kekuatan :
- DU 14 : di bagian tengkuk leher belakang
- Lambung 36 : 4 jari dari tempurung lutut
(Semua titik dipijat dan di moxa)



BAB III
PENUTUP


C. Simpulan
1. Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995) masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas dengan keberhasilannya.
2. Ciri-ciri Lansia
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran.
b. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas.
c. Penyesuaian yang buruk pada lansia.
3. Perkembangan Lansia
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan social. Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan kematian sel terpicu ketika telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
4. Hak-Hak Individu Lansia
a. Hak untuk diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai harga diri dan martabat.
b. Hak menikmati kehidupan pada masa tua, tanpa tekanan.
c. Hak mendapat perlindungan dari keluarga dan instansi yang berwenang.
d. Hak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang optimal.
e. Hak untuk tinggal di lingkungan keluarga atau panti, bila ia menginginkannya
f. Hak memperoleh pendidikan yang dibutuhkan untuk menghabiskan sisahidupnya misalnya pendidikan agama dan sebagainya
g. Hak berkreasi dan mengatur hobinya, bila diingininkan.
h. Hak untuk dihargai dan menghargai dirinya dan orang lain.
i. Hak menerima kasih sayang dari anak, keluarga, dan masyarakat.
5. Problem Lansia
a. Pikun
b. Proses menua terhadap pembuluh darah
c. Penyakit yang timbul
d. Kemunduran fungsi saraf
D. Saran
Lanjut usia adalah masa dimana manusia mengalami kemunduran fisik mental dan social. Karna itu harus menghargai dan menghormati mereka karena mereka butuh perhatian lebih, karena kita juga akan menghadapi masa itu, untuk menghadapi masa itu kita butuh persiapan untuk menjalaninya, tanpa persiapan kebosanan yang akan kita dapat. Jadi persiapkan lah masa tua kita sebaik mungkin.